Rabu, 21 Maret 2018

Mengungkap Sejarah Leluhur Pangandaran di Wisata Pangandaran Situs Batu Kalde


Siapa sangka, di daerah Pangandaran terdapat sebuah situs bersejarah yang mengungkap leluhur masyarakat pangandaran pada zaman dahulu. Objek wisata Pangandaran tersebut disebut situs Batu Kalde.
Mengenal situs Batu Kalde di Cagar alam pananjung
Jika Anda mengunjungi kawasan Taman Wisata Alam atau disebut juga dengan Cagar Alam Pananjung, yang ada di Pangandaran, maka tidak ada salahnya jika mengunjungi Situs Batu Kalde. Ini adalah salah satu situs budaya yang cukup unik. Jika diteliti, dahulu di kawasan Pananjung ini pernah berdiri sebuah bangunan yang cukup besar, entah itu kerajaan atau sebuah tempat pemujaan. Namun bangunan tersebut hancur tergerus air laut, dan yang ada hanyalah, beberapa buah arca nadi, lapik yang berbentuk cembung, dan aneka benda bersejarah lainnya.
Anda yang menyukai wisata sejarah, tidak ada salahnya jika mengunjungi objek wisata yang satu ini. Batu Kalde atau dalam bahasa Indonesia sebagai Sapi Gumarang, dipercaya para peneliti adalah sebuah tempat peribadatan umat Hindu. Ukuran arca tersebut sekitar 1 x 1 0,6 m2 dengan tinggi sekitar 5 meter.
 Selain situs Batu Kalde, masih banyak hal lain yang akan Anda peroleh di kawasan ini seperti aneka pemandangan alam yang indah, suasana alam yang rindang, karena teduhnya pepohonan yang ada, aneka fauna, seperti kera, kijang, dll, dapat Anda lihat dengan mudah di kawasan ini.
Ada juga beberapa jenis goa yang ada di lokasi ini, seperti Goa Lanang, goa Peteng, goa, Parat, dan beberapa jenis goa lainnya.
Lokasi batu Kalde
Objek wisatap angandaran yang satu ini lokasinya berada di cagar Alam Pananjung, desa Pangandaran. Untuk mencapai lokasi ini tidak sulit. Anda hanya perlu mengunjungi kawasan pantai Pananjung yang tidak lain masih 1 lokasi dengan pantai Pangandaran. Kemudian mencari lokasi cagar alam Pananjung. Dari sana, Anda dapat masuk ke lokasi cagar alam, dan melihat secara langsung situs Batu Kalde. Situs tersebut kini diberi pagar pembatas, agar orang tidak menyentuh langsung aneka peninggalan sejarah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar